Gambar: pexels.com
Seorang
anak terlahir bagaikan kertas putih. Sementara yang bertugas mewarnai hidup
anak adalah bimbingan kedua orang tuanya.
Bagi
pasangan suami isteri, kehadiran seorang anak adalah berkah yang harus
disyukuri karena sejatinya salah satu tujuan pernikahan adalah untuk
melanjutkan keturunan. Histeria memiliki buah hati memang sering ditunjukkan
oleh pasangan yang baru dikaruniai anak pertama. Yang sering terjadi, pasangan
muda yang baru memiliki anak pertama akan dengan bangga memamerkan putra
ataupun putrinya di sosial media dengan caption
tulisan berbahagia. Sayangnya, masih banyak diantara pasangan yang belum bisa
memahami bahwa anak adalah titipan bagi sebuah keluarga yang wajib untuk
dijaga, dirawat, dilindungi, dan dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah.
Anak memang bagaikan bunga dalam sebuah keluarga, tetapi jangan hanya dijadikan
perhiasan dan kebanggaan tanpa ada kemauan untuk mendidiknya dengan benar. Saya
rasa masih ada orang tua yang hanya membesarkan anak-anak dan tidak
membekalinya dengan benar untuk kehidupan mereka kelak.
Saya
bisa melihat pada beberapa anak yang tidak bisa menemukan potensi dalam hidup
mereka. Anak yang sudah ABG tetapi tidak tahu apa tujuan hidup mereka. Ini bisa
jadi disebabkan karena dalam keseharian mereka tidak ada tuntunan untuk
menemukan potensi yang terpendam dalam dirinya. Begitu pentingkah mengenali
potensi anak? Tidakkah kita biarkan saja mereka melalui hidup tanpa ada
motivasi untuk menggali potensinya dan dia hanya melewati hidup secara biasa
saja. Nah ini yang perlu kita pahami untuk apa kita perlu mengetahui potensi
seorang anak
1. Kita
bisa mengetahui potensi yang dimiliki anak sehingga bisa kita kembangkan supaya
bermanfaat bagi kehidupannya maupun masyarakat di sekitarnya, juga bagi agama,
nusa dan bangsa.
2. Kita
bisa mengetahui rencana masa depan untuk putra putri tercinta. Dengan mengetahui
apa potensi yang dimiliki anak, maka kita bisa lebih mudah untuk mengarahkan
mereka meraih cita-citanya yang sesuai dengan passion mereka.
Sementara
itu ada beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua maupun guru untuk
mengetahui dan mengembangkan potensi anak, diantaranya:
1.
Meminta
anak untuk melakukan beberapa kegiatan yang bisa menjadi alat untuk
mengembangkan potensi mereka, contohnya saja dalam bidang seni, olah raga,
maupun literasi.
2. Jika
sudah ditemukan potensi apa yang paling menonjol, orang tua atau guru
membimbing mereka untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki supaya bisa
berguna untuk kehidupan mereka, baik saat ini maupun masa yang akan datang.
3. Anak
diajak berkomunikasi mengenai hal yang dia sukai ataupun menarik minat mereka
sehingga apa yang dia kerjakan benar-benar dilakukan dengan senang hati dan
ikhlas.
Setiap anak memang mempunyai potensi sendiri yang mungkin
saja berbeda dengan teman-temannya ataupun juga berbeda dengan keinginan kita. Jadi
seyogyanya kita tidak memaksa anak untuk melakukan sesuatu yang kita sukai
padahal itu bertentangan dengan hati nurani anak itu sendiri.
Tulisan
ini diikutkan tantangan SETIP yang diadakan EstrilookCommunity Day 8