Pudarnya Pesona Bahasa Daerah

8:42 PM

Gambar: pixabay.com

Hai, Sobat Blogger!

Indonesia adalah negara yang beraneka ragam suku, adat, budaya, bahasa, dan kebiasaan. Semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" menjadi pemersatu bangsa. Arti berbeda-beda tetapi tetap satu jua memang mencerminkan bangsa kita yang selalu bersatu walaupun mereka berasal dari tempat yang berbeda.

Keanekaragaman yang ada di negara kita sejatinya adalah kekayaan yang tiada bandingannya. Sayangnya, tidak semua orang bisa memahami dan menghargai bahwa adat yang berbeda, bahasa yang bermacam-macam (baik dari segi kosa kata, intonasi, nada, dan hal-hal yang melekat di dalamnya), dan apapun perbedaan yang kita miliki seharusnya kita jaga keberadaannya supaya tetap lestari.

Kita semua menyadari bahwa penggunaan bahasa daerah terkadang bisa menimbulkan salah persepsi karena adanya perbedaan-perbedaan tersebut. Namun, kita juga harus menyadari bahwa bahasa daerah kita memang beragam. Oleh sebab itu, untuk mempersatukan bangsa kita menggunakan bahasa nasional, yaitu Bahasa Indonesia.

Bahasa daerah merupakan salah satu wujud kekayaan bangsa Indonesia yang tak ternilai harganya. Dengan jumlah yang sangat beragam, bukan berarti ini bisa menjadi hal yang harus kita perdebatkan. Justru mari kita merasa bangga dengan adanya variasi bahasa ini.

Bagaimana sih caranya menjaga supaya bahasa daerah ini tetap bertahan?  Nah ini adalah hal yang perlu kita perhatikan:

1.    Lingkungan Keluarga
Bahasa merupakan salah satu hal yang diajarkan pertama kali saat anak tumbuh bersama dengan keluarga di rumah. Karena bahasa bukan ilmu pasti dan ini adalah hasil dari proses pembiasaan, maka keluargapun menjadi pihak pertama yang bertanggung jawab terhadap pola bahasa yang dipakai seorang anak. Bisa jadi, televisi dan media sosial lainnya mempengaruhi perkembangan bahasa seorang anak, tetapi orang tua juga harus kritis untuk tetap membimbing anak-anak tetap menggunakan bahasa daerahnya selain menggunakan bahasa nasional.

2.    Lingkungan Pendidikan
Sekolah merupakan tempat untuk memperkenalkan berbagai macam ilmu pengetahuan kepada anak didiknya. Dalam hal ini sekolah juga menjadi tempat memperkenalkan bahasa asing kepada seorang anak. Namun, pihak sekolah harus bisa bekerja sama dengan seluruh komponen sekolah untuk tetap menjada keberadaan bahasa daerah. Misalnya, jika setiap hari di suatu sekolah pengantarnya bahasa nasional, bisa saja suatu saat menerapkan satu hari menggunakan bahasa daerah untuk berkomunikasi maupun sebagai pengantar materi pelajaran. Ini mungkin mudah diterapkan di sekolah yang kultur budayanya sama dan menggunakan bahasa daerah yang sama. Bagaimana dengan sekolah yang anak didiknya berasal dari budaya dan bahasa daerah yang berbeda? Mungkin solusinya adalah dengan membentuk kelompok pelestari budaya dan bahasa daerah dimana setiap bahasa daerah akan tetap bertahan pada generasi muda bangsa Indonesia.

3.    Lingkungan Sosial
Lingkungan pergaulan seorang anak juga berpengaruh terhadap pola pemakaian bahasa pada mereka. Apalagi jika seorang anak sudah memasuki masa remaja dengan pergaulan yang beragam bisa mempengaruhi mereka untuk meninggalkan penggunaan bahasa daerah dengan baik dan benar. Oleh sebab itu, selayaknya perlu adanya pembiasaan pemakaian bahasa daerah dengan baik dan benar di lingkungan bergaul anak.

Nah ... sekiranya kita masih peduli dengan eksistensi bahasa daerah di lingkungan kita, sudah selayaknya kita ikut melestarikannya dengan menggunakan bahasa daerah dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari kita.

You Might Also Like

4 komentar

  1. Saya lahir dan besar di Malang yang pastinya kebanyakan ngobrol pakai bahasa Jawa. Tapi, saya asli keturunan madura jadi sudah terbiasa bicara bahasa Madura. Pas nikah jadi nggak ada teman yang bisa diajak ngobrol bahasa Madura gitu...hihi. Akhirnya cuma saya pakai pas nelpon orang tua aja. Anak-anak bisa sedikit karena di Jakarta juga nggak ada teman yang ngobrol pakai bahasa kami...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya benar Bun. Itulah kenapa saya resah melihat fenomena hilangny kebiasaan memakai bahasa daerah.

      Delete
  2. Lingkungan sosial ini yang kurang mendukung. Apalagi dengan adanya acara televisi yang menyudutkan bahasa daerah. Lihat saja, bahasa daerah hanya untuk bahan banyolan dan menjadi ajang tertawaan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar pak. Seharusnya kita-kita mewariskan bahasa daerah ini dengan cara yang benar pada anak cucu.

      Delete